Salah seorang pelapor, Sozisokhi Baene, mengonfirmasi bahwa masyarakat telah menyerahkan berkas laporan lengkap berikut bukti-bukti awal yang mereka miliki kepada pihak Inspektorat. Menurutnya, langkah ini dilakukan agar proses penanganan dugaan penyimpangan dapat berjalan melalui mekanisme resmi.
“Benar, kami telah menyampaikan laporan kepada Inspektorat Nias Selatan agar dugaan penyelewengan di desa kami dapat diproses secara umum sesuai mekanismenya,” ujar Sozisokhi.
Dalam laporan tersebut, warga menduga adanya penyimpangan pengelolaan Dana Desa dengan nilai mencapai Rp 3.038.223.642 selama periode 2020–2024. Sejumlah kegiatan pembangunan desa disebut tidak sesuai dengan laporan pertanggungjawaban maupun kondisi fisik di lapangan.
Sozisokhi menjelaskan bahwa langkah pelaporan ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap pentingnya transparansi dan tata kelola pemerintahan desa. Menurutnya, dana desa harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan warga, bukan menyimpang dari ketentuan.
Pihak Inspektorat Nias Selatan hingga berita ini diterbitkan belum memberikan keterangan resmi karena laporan masih dalam tahap awal verifikasi. Sementara itu, Kepala Desa Faustinus Ndruru belum memberikan tanggapan atas dugaan tersebut. Upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp ke nomor 08216569**** juga belum mendapat respons.
Masyarakat berharap agar proses audit, klarifikasi, dan investigasi yang akan dilakukan berjalan secara objektif, transparan, dan sesuai prosedur, sehingga persoalan ini dapat menemukan titik terang dan memberikan kepastian kepada seluruh warga Desa Olanori.
(Tim/ST)